Amara : Jika tiba saatnya saya menghilang, apakah kamu akan kehilangan? Akankah saya menemukanmu sedang mencari saya?
Artama : Ama, perlukah kamu pertanyakan lagi hal ini? Sebegitu tidak percayanyakah kamu pada saya?
Amara : Ternyata sesulit itu untuk mempercayaimu seutuhnya, Ara. Karena rasa sesak di dada saya selalu muncul saat mengingatmu. Mungkin memang hanya sekedar saya yang terlalu berlebihan.
Artama : Biarkan aku tahu, Ama. Buat aku mengerti. Karena jika memang segalanya menyiksamu, aku tidak kuat untuk menahan itu semua. Aku di sini lebih tersiksa melihat kamu yang kehilangan senyummu.
Amara : Ara, saya mohon. Jangan buat saya kembali hanya dengan lisanmu. Buat saya percaya dengan tindakanmu. Karena saya tidak ingin melakukan kesalahan untuk ke-sekian kalinya.
(Ara bergerak memeluk, namun Ama menghindar)
Amara : Jangan, Ara. Cukup. Saya pamit dulu. Selamat malam.
(Ara tidak sanggup memberikan respon apapun. Ia bergeming. Hatinya kosong. Pikirannya kosong. Napasnya tersengal. Dan dunia menjadi gelap)
No comments:
Post a Comment