June 6, 2016
restart
I am sorry for the long pause from the last post I made. I just couldn't find the time (and the mood) to make any post. I was busy teaching from 7am-6pm for around 6 days a week. Although, the money is great, but my mind and body are depleted in the process. I can't lie that I enjoyed doing it at some point. But, putting more thoughts into it, it is rather more exhausting than fun. Maybe it was just me. I am not really good in giving great first impressions and setting the atmosphere of the class. I ended up draining my energy having to think about how to turn up the mood.
Maybe it's just not my thing.
I feel like I haven't discovered myself that much yet. And for that, I still have a long way to go and so many things to try. But, first thing first, I need to be more focused. Anything I am doing, I have to invest my all. My mind, my energy, my time, and my everything. That is the most important of all.
Other than this issue, I'm just happy. Even though I felt empty at one time, I realized it was not the end of the world. I have to be a mindful person. I have so much love around myself that losing one won't affect anything. That keeping your friends and family close is the most necessary. That praying to God really helps a lot.
and maybe, it is time to restart again.
Happy Fasting! Happy Ramadhan!
April 3, 2016
December 8, 2015
pergantian tanggal
October 20, 2015
Smile
Bagi sebagian orang, mungkin wajah, mungkin gaya berpakaian orang tersebut, mungkin cara mereka berbicara dan membawa diri, atau mungkin salah satu bagian dari tubuh seseorang. Untuk saya, hal itu adalah senyuman dan setiap hal yang bersembunyi di balik senyum tersebut.
Saya menyukai kisah. Mendengarkan cerita, mengetahui seseorang mempercayakan sebagian kecil dari dirinya kepada saya, memperhatikan perubahan air muka seseorang meskipun hanya sekilas, semua adalah kenikmatan tersendiri bagi saya. Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa saya menikmati sekedar duduk-duduk sendiri di suatu kafe tertentu atau lokasi tertentu untuk waktu yang kadang terhitung lama.
Dan saya selalu jatuh cinta pada kebahagiaan. Senyum, tawa, gestur seseorang, bagaimana orang-orang saling berinteraksi menunjukkan perasaan mereka kepada satu sama lain.
Dengan melihat senyum seseorang, saya merasa mengenal orang itu. Meskipun tidak setiap senyum menunjukkan hal yang mudah ditebak, namun saya selalu tertarik. Saya penasaran dengan kisah-kisah yang tersembunyi. Saya senang menebak-nebak apa yang ada dalam pikiran seseorang. Dan saya merasa dekat hanya dengan mempelajari senyum seseorang.
Karena, menurut saya, senyum ibarat jalan yang mampu menuntunmu ke suatu tempat yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Terkadang berujung kepada suatu hal yang menyenangkan, terkadang terlalu kelam dan mencekam hingga membuatmu tidak bisa bernafas. Namun, inti dari segalanya adalah saya bisa mengetahui sesuatu.
Dan itu pun cukup.
August 19, 2015
mengenai 17-an dan upacara
Semuanya masih teringat jelas di kepala.
MC akan mengatakan, "Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya."
Seketika hening.
Dan Komandan Pleton akan meneriakkan aba-aba, "Siap gerak! Langkah tegap majuuu..JALAN!" dengan suku kata 'ju' yang cukup panjang tegas. Seluruh pasukan, dengan seragam, menghentakkan langkah pertamanya.
Seluruh peserta akan menoleh mencari sumber suara, melihat dengan seksama dan pandangan kagum (setidaknya itu yang saya lakukan jika saya menjadi peserta).
Laki-laki dengan wajah 'sok' garangnya dan perempuan yang harus mempertahankan senyumnya apapun yang terjadi dengan pandangan mata harus tetap terjaga menatap ke depan. Semuanya bergerak seirama. Ketukan langkah yang sama, ayunan kaki dan tangan sama tinggi, seluruhnya satu dalam beberapa kepala.
"Buka formasii..JALAN!" ujar Komandan Pleton.
Pasukan bergerak menuju berbagai arah tanpa terlihat berantakan. Berakhir dengan bentuk tertentu yang mungkin terkadang tidak dapat dilihat oleh peserta, namun mereka yang membuatnya merasakan kesenangan tersendiri terhadap karyanya.
"Hentii..GERAK!"
Dua ketukan tambahan dan hening kembali datang.
Di antara seluruh komponen upacara yang tidak boleh bergerak, tiga orang Pengibar Bendera menjadi satu-satunya yang melakukan pergerakan. Setelah mendekati tiang bendera, salah satu yang berdiri di tengah akan berbalik badan dan menunggu Pembawa Bendera mengantarkan bendera yang ada pada baki yang dia bawa.
Di sinilah letak prestisius menjadi seorang Pembawa Bendera. Ketika Pengibar Bendera bergerak bertiga, ia, seorang diri, bergerak dengan seluruh mata tertuju hanya padanya.
Bagian paling menegangkan hadir ketika Pembentang telah siap menggenggam sudut-sudut Bendera Merah Putih yang masih terlipat di tangan Penahan dan Pengerek bersiap menggenggam tali tiang bendera.
Semua orang menahan napas menunggu mendengarkan bunyi bendera terbentang.
BET! "Bendera siap!" ujar Pembentang.
Nafas kembali berjalan dengan lebih normal.
"Kepada Bendera Merah Putih, hormaaa..t GERAK!" Pemimpin Upacara memberikan aba-aba.
"Hiduplah Indonesia Raya.." ujar Dirijen menetapkan ketukan dan nada dasar.
Seluruh komponen upacara pun menyanyikan lagu kebangsaan tersebut dengan hikmat.
Pengibaran bendera selalu menjadi bagian ter-favorit dalam upacara bagi saya pribadi. Kini mungkin banyak yang melakukan upacara pengibaran serta penghormatan terhadap Merah Putih dengan cara-cara yang lain. Ada yang melakukannya di dasar laut, ada yang mengibarkan bendera raksasa di sisi tebing, dan masih banyak cara lainnya.
I fancy the old way.
Saya kangen menjadi pasukan pengibar bendera.
August 15, 2015
teruntuk
Aku takut.
Manusia selalu saja menuntut kebebasan dalam hidupnya. Namun, pada akhirnya manusia lebih senang dikekang, dibatasi, diatur. Mengapa pilihan yang tersedia menjadi terlalu banyak? Apakah semua manusia berpikiran seperti ini atau hanya Si Pesimis saja?
Bagaimana cara aku bisa memilih? Ataukah biar aku berikan semuanya pada takdir dan semesta? Yang manakah yang akan menuntunku kepada kamu?
Aku merindukanmu.
Renjana.
July 6, 2015
hening yang terpecah
kepada kamu dan siapapun yang lainnya.
sesungguhnya saya sedang tidak dalam kondisi penuh dengan kata. atau juga dalam perjalanan yang meningkatkan adrenalin dan memberikan dorongan besar untuk diceritakan dan dibagikan kepada dunia.
saya sedang merasa datar.
there's so much things going on in my mind right now but i just can't get it right. i can't sort it out. semua layaknya badai yang berputar, dengan harap tidak menghancurkan. sepertinya saya sedang membutuhkan obrolan yang dalam. paksaan untuk berpikir.
mengenai saya.
kelanjutan hidup saya setelah ini.
kerja, S2, tulisan ataupun fotografi, kamu yang belum saya ketahui rimbanya, segalanya.
manusia akan selalu memiliki gambaran ideal mengenai kehidupan. untuk sisi manapun. yang terkadang orang pesimis akan menyebut gambaran ideal itu sebagai mimpi siang bolong. namun, apa salahnya? daydreaming is not a crime. hanya saja semua harus sejalan dengan setiap usaha yang dilakukan untuk mencapainya.
seseorang tanpa mimpi adalah setengah mati, bukan?
July 4, 2015
4th of July
Is it trying to tell something?
May 4, 2015
Kembali Ke Dalam
April 6, 2015
Sepotong
Kimi tidak membutuhkan kesunyian total, pemandangan indah, atau cuaca tertentu untuk bisa masuk ke dalam fase kosongnya itu. Dia hanya butuh melepaskan ikatan pada pikirannya sesaat dan membiarkan dia berjalan-jalan jauh. Terkadang perjalanan tersebut terhenti di pertengahan, dan di lain waktu berakhir dengan sendirinya bersamaan dengan hadirnya kesadaran yang baru.
"Kapan semua akan sadar untuk berhenti dan memulai meresapi segalanya?" Kimi berujar kepada dirinya sendiri. Ketika tangannya mulai bergerak menjangkau buku tulis dalam ransel abu-abu kesayangannya, ponsel Kimi berbunyi menunjukkan waktu untuk pulang. Sedikit kecewa, Kimi bergegas merapikan barangnya yang memang tidak banyak dan berjalan menghentikan angkot biru jurusan rumahnya.
(...)
January 1, 2015
#6 travel and restart
selamat mengheningkan cipta.
selamat melakukan kontemplasi.
dan seperti yang sudah sempat saya tulis di instagram saya, maybe this is year is time to restart :)
December 22, 2014
#4 firasat
Aku kembali menoleh ke belakang dan kembali memastikan ke sekitar untuk yang kesekian kalinya hari ini. Entah apa yang sebenarnya terjadi, aku selalu merasa seakan ada yang sedang mengikuti dan memperhatikanku dari kejauhan. Hanya saja setiap kali aku mencoba untuk memastikan, tidak ada hal aneh apapun yang bisa terdeteksi.
"Key? Ada apa? Kamu terlihat aneh sejak tadi. Kamu seperti panik dan ketakutan." Ziva mencoba membantuku. Aku bahkan tidak tahu apa masalahku yang sebenarnya, bagaimana aku bisa mengetahui bagaimana cara membantu aku?
"Nggak ada apa-apa kok Zi. Aku cuma merasa kurang enak badan aja." Aku tersenyum sambil berusaha menahan diri untuk tidak kembali menoleh ke sekeliling. Perasaan aneh itu kembali datang seperti saat ada tatapan yang mencoba menusukmu dari belakang.
-------------
Keara, bahkan kamu bisa merasakan kehadiranku. Setelah hampir dua tahun aku pergi, sebesar inikah sesungguhnya ikatan yang ada di antara kita? Apa yang telah terjadi dengan kamu dan aku selama ini?
Sudah beberapa hari terakhir, aku tidak dapat menahan diri untuk tidak kembali dan mengunjungimu. Aku mengikuti setiap langkahmu. Aku menunggu setiap kegiatanmu. Aku memperhatikan setiap detail dari ekspresimu. Aku ingin memastikan kamu tetap bahagia dengan kehidupanmu. Dan aku ingin kamu mengetahui bahwa aku selalu ada bersama semua orang dan makhluk yang mengelilingimu.
Mungkin mendatangimu kembali dan mengusik ketenanganmu dalam beberapa hari terakhir ini adalah sebuah kesalahan. Aku hanya ingin mengirimkan pesan khusus untukmu. "Keara, kamu harus bahagia dan aku akan selalu menjagamu". Hanya saja, jiwa ini tidak mampu melakukan apa-apa selain membuatmu gelisah.
Untuk terakhir, aku memberanikan diriku untuk mencoba menggenggam tanganmu. Menautkan jemariku pada jemari tanganmu yang panjang, tercipta untuk menjadi pianis yang handal. Aku tersenyum dan meraih tanganmu, menatapmu untuk yang terakhir.
-------------
"Aldan?" Aku berbisik pelan, takut Ziva mendengar. Genggaman ini hanya miliknya. Ia satu-satunya yang mampu mengalirkan perasaan semacam ini dengan sentuhannya. Aku menggerakkan tanganku yang satu dan menumpukkannya pada sebelah tanganku yang lain.
"Ini kamu. Selama ini." Aku tersenyum, menahan air mata yang menyeruak ingin melarikan diri.
-------------
"Iya, Keara. Akan selalu aku." Aku menggenggamnya lebih erat.
(22-23 Desember 2014)
December 18, 2014
#3 failure
Saya berhutang 6 hari untuk tulisan dalam rangka #100days ini. Bahkan saya hanya bertahan 2 hari. Apa yang harus saya lakukan untuk membenahi diri saya ini?
Saya harus positive thinking. Saya harus semangat. Sekarang adalah saatnya saya fokus sama skripsi saya. Ghaniyya harus semangat!!
![]() |
Pantai Ujung Genteng |
December 11, 2014
#2 language of love
Physical touch.
Receiving presents.
Words of affirmation.
Act of service.
Quality time.
It is necessary to know your own language and your partner's language to really understand how to treat each other. So the other would get the message without mistakes.
But, what is mine? Is it possible for me to have the need for all?
December 19, 2013
me and just me
baiklah, saya sendiri tidak mengerti dengan kalimat yang saya tulis sebelumnya.
saya sesungguhnya orang egois yang suka gak enakan. kontradiksi banget ya? ya, kadang saya terlalu dipenuhi dengan hal-hal yang berbau paradoks. dan kemudian saya menemukan, tidak, lebih tepatnya dipinjamkan sebuah buku. di dalam buku itu tertulis :
sesungguhnya hidup hanyalah mengenai paradigma berpikir kita terhadap diri kita sendiri yang terkadang terpengaruh oleh lingkungan. tapi semuanya, akan kembali lagi pada diri kita sendiri dalam mengambilkan kesimpulan mengenai kita.saya juga sering berpikiran seperti itu, hanya saja terkadang tidak tahu mengapa saya selalu saja terpusat pada hal yang negatif. meskipun super ingin untuk menjadi manusia positif, akhirnya saya malah netral. terlalu netral hingga tidak benar-benar menganggap. salah banget sih itu menurut saya.
saya pun menemukan kalimat lain.
life isn't about finding yourself. life is about creating yourself. - George Bernard Shawtidak ada yang namanya pencarian jati diri. yang ada adalah keputusan bagi diri sendiri untuk kelanjutan hidup kita. untuk masa depan seperti apa yang kita inginkan. untuk seperti apa kita ingin orang lain menganggap dan memandang kita. karena semua keputusan itu, ada di tangan kita masing-masing. orang lain hanya bisa menawarkan bisikan-bisikan setan atau hembusan angin surga. yang memutuskan tetap diri kita sendiri.
makanya, memilih lingkungan bergaul itu penting. makanya, pembentukan karakter sejak dini di rumah, penanaman nilai-nilai dasar kehidupan dari kecil, itu penting. itulah yang kita jadikan pegangan sampai nanti besar. hal-hal itu, yang mendasar, antara mana yang baik dan buruk, yang sudah dikatakan dalam setiap ajaran agama, yang dijadikan jalur bagi kita untuk memilih. sisanya? pilihan kita.
jadi, kamu memilih untuk menjadi diri yang seperti apa?
November 25, 2013
berkelana
Yups, if you feel like quitting, think about why you started. Kalau kamu mulai berpikir untuk menyerah, pikirkan kembali kenapa dulu kamu mau untuk memulai. Kalimat ini sempat menohok kepala saya yang memang mulai mentranformasikan rumus untuk 'pergi'. Dan kembali, saya tidak pernah bisa pergi begitu saja. Karena seperti yang selalu saya katakan jika berbicara mengenai mimpi. "Saya hanya ingin bisa meninggalkan jejak yang baik di setiap orang yang kehidupannya pernah saya sentuh." Itu saja, dan itu lebih dari cukup.
Dan segitu gak enakannya saya, saya tidak bisa semudah itu pergi meninggalkan apapun yang ada. Saya hanya ingin balas budi. Saya hanya ingin agar adik-adik saya dapat merasakan kesenangan yang sama dengan yang dulu saya rasakan bersama kakak-kakak saya. Saya ingin mereka mendapatkan manfaat yang sama. Saya ingin berguna. Saya ingin dilihat.
Egois ya?
Sometimes, saya hanya ingin akhirnya saya diakui untuk apapun yang sudah saya kerjakan. Saya ingin akhirnya saya bisa dianggap becus kerjaannya. Saya ingin menikmati tatapan bangga. Karena akhirnya saya hanya bisa mengecewakan mereka.
Intinya, mengusahakan yang terbaik bukan?
Dan jangan pernah berhenti, karena kamu tidak akan pernah tahu bahwa ternyata kamu hanya tinggal selangkah lagi dari kesuksesan yang kamu inginkan. Tuhan akan selalu berada di pihakmu selama kamu selalu dekat dengannya.
Memangnya saya jadi aneh? Saya hanya mencoba keseharian yang baru yang menurut saya adalah kesimpulan bentuk keseharian yang paling benar menurut analisis saya. Kalau menurut kamu ini aneh, saya benar-benar tidak tahu lagi harus seperti apa.
October 23, 2013
~sisasi
Niat awal saya adalah saya ingin memberikan judul berupa "kontemplasi".
kontemplasi /kon·tem·pla·si/ /kontémplasi/ n renungan dsb dng kebulatan pikiran atau perhatian penuh;
Yaps.
Gak tau kenapa, akhir-akhir ini saya selalu saja merasa ditampar. Semesta menampar saya setiap waktu. Mungkin saya memang butuh disadarkan. Sebegitu hancurnya saya sampai seluruh dunia harus mengingatkan yah? Menyedihkan sekali sepertinya.
Kepala saya seperti badai saat ini. Di satu waktu, saya singgah di satu tempat. Kemudian angin kembali bertiup dan saya diterbangkan ke tempat lainnya. Belum lama, angin kembali membawa saya ke tempat yang lain. Dan saya hanya bisa terbawa oleh angin yang bertiup itu. Oke, analogi tempat ini sebetulnya adalah satu pemikiran yang spesifik. Bukan tempat secara harfiah.
![]() |
menantang |
Selabil itulah saya mengatur mood saya pada satu waktu tertentu. Menit awal saya merasa senang dan menit berikutnya saya menjadi sangat pendiam. Dan ternyata saya yang pendiam itu benar-benar disadari oleh semua orang yah? Tiba-tiba terharu sendiri bahwa ternyata saya gak sebegitu invisible-nya. Mereka semua memperdulikan saya. Kebutuhan dasar manusia memang ternyata untuk selalu merasa diakui.
Saya ingin jalan-jalan. Saya kangen pemandangan alam. Saya kangen suara debur ombak. Saya kangen udara pantai yang amis. Saya kangen biru. Saya penat.
Akhir-akhir ini saya banyak memperhatikan yang lain. Sampai pada satu titik saya bahkan melupakan diri saya. Ini memang sangat buruk sesungguhnya, namun terkadang memang begitu adanya tanpa bisa saya cegah. Saya sebegitu memikirkan mereka. Dan saya benci ternyata bahkan orang yang terkadang saya paling percayai tidak bisa berlaku sesuai bayangan saya.
Maaf, saya berantakan.
August 27, 2013
avoiding sunlight
bukan karena saya benci sengatannya atau saya benci kehangatannya. saya hanya sekedar tidak boleh bertemu langsung dengannya. muka saya sebagian besar masih dipenuhi oleh kulit muda yang baru saja tumbuh dan masih sangat sensitif, sehingga mereka belum bisa bertemu matahari langsung.
![]() | |
Allah :') dari sehelai rambut yang tidak dibentuk dgn sengaja di washbasin rumah |
July 24, 2013
kamu, dan akan selalu kamu
if we were meant to be, we will find a way to each other. i always believe in that.
April 17, 2013
f(O)cus
Hal inilah yang kemudian menyebabkan saya hanya terdiam. Hal inilah yang menyebabkan saya sering menundukkan kepala dengan mata terpejam. Hal inilah yang membuat saya membenci diri saya beberapa hari terakhir.
Apa yang sebenarnya sedang memenuhi kepala saya?