April 6, 2015

Sepotong

          Suara deruman motor yang tiba-tiba dan bau emisi gas buang motor tersebut membuyarkan lamunan Kimi. Ibukota, di pinggir ibukota sekalipun, sama sekali tidak membuatnya mendapat kesempatan untuk mendapatkan kedamaiannya. Memandang jauh memang salah satu kebiasaan buruk Kimi yang hingga saat ini masih sangat sulit untuk ia hilangkan.
          Kimi tidak membutuhkan kesunyian total, pemandangan indah, atau cuaca tertentu untuk bisa masuk ke dalam fase kosongnya itu. Dia hanya butuh melepaskan ikatan pada pikirannya sesaat dan membiarkan dia berjalan-jalan jauh. Terkadang perjalanan tersebut terhenti di pertengahan, dan di lain waktu berakhir dengan sendirinya bersamaan dengan hadirnya kesadaran yang baru.
          "Kapan semua akan sadar untuk berhenti dan memulai meresapi segalanya?" Kimi berujar kepada dirinya sendiri. Ketika tangannya mulai bergerak menjangkau buku tulis dalam ransel abu-abu kesayangannya, ponsel Kimi berbunyi menunjukkan waktu untuk pulang. Sedikit kecewa, Kimi bergegas merapikan barangnya yang memang tidak banyak dan berjalan menghentikan angkot biru jurusan rumahnya.

(...)

1 comment: