January 1, 2017
[1] start anew
October 20, 2015
Smile
Bagi sebagian orang, mungkin wajah, mungkin gaya berpakaian orang tersebut, mungkin cara mereka berbicara dan membawa diri, atau mungkin salah satu bagian dari tubuh seseorang. Untuk saya, hal itu adalah senyuman dan setiap hal yang bersembunyi di balik senyum tersebut.
Saya menyukai kisah. Mendengarkan cerita, mengetahui seseorang mempercayakan sebagian kecil dari dirinya kepada saya, memperhatikan perubahan air muka seseorang meskipun hanya sekilas, semua adalah kenikmatan tersendiri bagi saya. Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa saya menikmati sekedar duduk-duduk sendiri di suatu kafe tertentu atau lokasi tertentu untuk waktu yang kadang terhitung lama.
Dan saya selalu jatuh cinta pada kebahagiaan. Senyum, tawa, gestur seseorang, bagaimana orang-orang saling berinteraksi menunjukkan perasaan mereka kepada satu sama lain.
Dengan melihat senyum seseorang, saya merasa mengenal orang itu. Meskipun tidak setiap senyum menunjukkan hal yang mudah ditebak, namun saya selalu tertarik. Saya penasaran dengan kisah-kisah yang tersembunyi. Saya senang menebak-nebak apa yang ada dalam pikiran seseorang. Dan saya merasa dekat hanya dengan mempelajari senyum seseorang.
Karena, menurut saya, senyum ibarat jalan yang mampu menuntunmu ke suatu tempat yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Terkadang berujung kepada suatu hal yang menyenangkan, terkadang terlalu kelam dan mencekam hingga membuatmu tidak bisa bernafas. Namun, inti dari segalanya adalah saya bisa mengetahui sesuatu.
Dan itu pun cukup.
August 15, 2015
teruntuk
Aku takut.
Manusia selalu saja menuntut kebebasan dalam hidupnya. Namun, pada akhirnya manusia lebih senang dikekang, dibatasi, diatur. Mengapa pilihan yang tersedia menjadi terlalu banyak? Apakah semua manusia berpikiran seperti ini atau hanya Si Pesimis saja?
Bagaimana cara aku bisa memilih? Ataukah biar aku berikan semuanya pada takdir dan semesta? Yang manakah yang akan menuntunku kepada kamu?
Aku merindukanmu.
Renjana.
July 4, 2015
unknown
May 19, 2015
future (?)
Itu apa?
Mungkin siapapun di luar sana dapat membantu. Karena saya pribadi sungguh tidak mengerti dengan segala perbincangan orang-orang ini. Pertanyaan yang mengandai-andai, mimpi dan juga harapan, angan-angan, mungkin.
Satu hal yang pernah saya pelajari selama saya melakukan perjalanan,
Atau mungkin kalimat ini tertanam secara alam bawah sadar hingga akhirnya saya pun terbawa untuk tidak terlalu berangan terlalu maju.Jangan terlalu fokus pada hal yang terlalu jauh, karena bisa jadi kamu akan tersandung oleh hal tepat di hadapanmu.
Dan ketika kembali dipertimbangkan, pada akhirnya harapan itu akan menjadi hal yang terus menarik kita untuk terus maju dengan semangat penuh. Mimpi itu juga yang terus mengangkat kita yang terkadang jatuh akibat satu atau dua kerikil. Angan yang terus mendorong kita tetap melangkah. Kemungkinan itu yang terus menemani dan membuat kita selalu percaya.
Karena keajaiban itu adalah nyata.
May 14, 2015
atrium, koridor, balkon, apapun itu namanya
"Sha, kantin yuk." Kirana menepuk pundakku dari belakang dan ikut menyandarkan badannya ke koridor. Dia merupakan salah satu sahabat terbaik yang ada di hidupku. Sayangnya, pengaturan tempat duduk kelas tidak mengijinkan kami untuk duduk bersebelahan.
"Duluan aja, Na. Aku lagi gak mood makan nih."
Setelah bertanya berulang kali dan aku terus meyakinkan dia untuk pergi tanpa aku, akhirnya dia menyerah dan membiarkan aku sendiri dengan pikiranku. Mataku kembali kepada ruang kelas yang tepat bersebrangan dengan ruanganku. Dia sedang tertawa bersama kawan-kawannya di depan kelas. Aku tidak tahu apa yang dilontarkan oleh kawannya itu hingga ia bisa terpingkal sekeras itu. Bagian ini adalah bagian yang paling aku nikmati. Beberapa menit kemudian adalah bagian yang paling aku benci.
Nah, itu dia. Juga seorang seniorku, namun tidak satu angkatan dengan dia. Seorang wanita berjalan menuju dia. Dia yang sedang tertawa hingga matanya hanya tinggal segaris menyadari kehadiran wanita itu dan tersenyum semakin lebar. Aku bahagia, tidak sepenuhnya, melihat senyumannya. Bukan aku alasannya. Dan aku benci untuk tidak melakukan apapun atas itu.
"Alysha, mau sampai kapan?" Kirana sudah kembali bersama waffle di tangan kanan dan jus pisang strawberry di tangan kiri yang kini ia sodorkan ke arahku.
"Na!" Aku menunduk menyembunyikan kepalaku. "Jangan ditanya begitu. Aku jadi malu dan sedikit merasa bodoh."
Kirana masih bersikeras untuk aku meminum jus yang ada di tangannya. Dia selalu tahu apa yang paling aku sukai. Setelah aku menyeruputnya, Kirana kembali menjawab. "Kalau memang dia untuk kamu, akan tiba waktunya dia akan ke kamu. Kalau memang bukan, mau kamu liatin kayak begitu sampai lumutan pun ya tidak akan ada yang terjadi. Daripada kamu buang-buang waktu, kamu lupa diri kamu, kamu gak semangat, kamu tidak mencoba mengenal dunia yang lain, untuk apa? Jangan sampai kamu menyesal nantinya."
Aku terdiam.
"Jadilah dirimu yang terbaik. Biarkan laki-laki itu yang melirik dan berusaha merebut hatimu daripada kamu yang bersusah-susah mengharapkan mereka mau kamu. Jangan merendahkan dirimu sendiri karena kamu sebenarnya sengatlah berharga." (end)
January 1, 2015
#6 travel and restart
selamat mengheningkan cipta.
selamat melakukan kontemplasi.
dan seperti yang sudah sempat saya tulis di instagram saya, maybe this is year is time to restart :)
December 22, 2014
#4 firasat
Aku kembali menoleh ke belakang dan kembali memastikan ke sekitar untuk yang kesekian kalinya hari ini. Entah apa yang sebenarnya terjadi, aku selalu merasa seakan ada yang sedang mengikuti dan memperhatikanku dari kejauhan. Hanya saja setiap kali aku mencoba untuk memastikan, tidak ada hal aneh apapun yang bisa terdeteksi.
"Key? Ada apa? Kamu terlihat aneh sejak tadi. Kamu seperti panik dan ketakutan." Ziva mencoba membantuku. Aku bahkan tidak tahu apa masalahku yang sebenarnya, bagaimana aku bisa mengetahui bagaimana cara membantu aku?
"Nggak ada apa-apa kok Zi. Aku cuma merasa kurang enak badan aja." Aku tersenyum sambil berusaha menahan diri untuk tidak kembali menoleh ke sekeliling. Perasaan aneh itu kembali datang seperti saat ada tatapan yang mencoba menusukmu dari belakang.
-------------
Keara, bahkan kamu bisa merasakan kehadiranku. Setelah hampir dua tahun aku pergi, sebesar inikah sesungguhnya ikatan yang ada di antara kita? Apa yang telah terjadi dengan kamu dan aku selama ini?
Sudah beberapa hari terakhir, aku tidak dapat menahan diri untuk tidak kembali dan mengunjungimu. Aku mengikuti setiap langkahmu. Aku menunggu setiap kegiatanmu. Aku memperhatikan setiap detail dari ekspresimu. Aku ingin memastikan kamu tetap bahagia dengan kehidupanmu. Dan aku ingin kamu mengetahui bahwa aku selalu ada bersama semua orang dan makhluk yang mengelilingimu.
Mungkin mendatangimu kembali dan mengusik ketenanganmu dalam beberapa hari terakhir ini adalah sebuah kesalahan. Aku hanya ingin mengirimkan pesan khusus untukmu. "Keara, kamu harus bahagia dan aku akan selalu menjagamu". Hanya saja, jiwa ini tidak mampu melakukan apa-apa selain membuatmu gelisah.
Untuk terakhir, aku memberanikan diriku untuk mencoba menggenggam tanganmu. Menautkan jemariku pada jemari tanganmu yang panjang, tercipta untuk menjadi pianis yang handal. Aku tersenyum dan meraih tanganmu, menatapmu untuk yang terakhir.
-------------
"Aldan?" Aku berbisik pelan, takut Ziva mendengar. Genggaman ini hanya miliknya. Ia satu-satunya yang mampu mengalirkan perasaan semacam ini dengan sentuhannya. Aku menggerakkan tanganku yang satu dan menumpukkannya pada sebelah tanganku yang lain.
"Ini kamu. Selama ini." Aku tersenyum, menahan air mata yang menyeruak ingin melarikan diri.
-------------
"Iya, Keara. Akan selalu aku." Aku menggenggamnya lebih erat.
(22-23 Desember 2014)
December 4, 2014
malam
Tidak lagi pula terhangatkan oleh lengan yang kuat dengan genggaman yang menentramkan
Karena kini, malam hanyalah malam
Langit yang gelap dengan bulan dan hamparan bintang
Namun tidak juga hanya sekedarnya
Kesadaran yang baru menampakkan keluasan yang lebih menenangkan
Tamparan dunia mengalihkan pandangan pada kemegahan yang lain
Bahwa dunia luas
Manusia hanya sepersekian di antara segalanya
Namun bukan pula diri ini menjadi kecil
Bersyukur
Hidup berdampingan dengan alam semesta
Berbincang dan membaca petunjuk atas makhluk yang mendampingi
Karena manusia tidak akan pernah sendiri
Sadarilah
Buka mata dan hatimu
Karena pencarianmu masih belum selesai
Berbijaksanalah
Karena akan selalu ada banyak pilihan yang harus dipilih
Dan hidup adalah soal memaknai dan menikmati tanpa lupa mensyukuri
Beribadah dan membahagiakan dirimu tanpa lupa memperhatikan lingkungan
Berlakulah sebagaimana kamu ingin diperlakukan oleh orang lain
Karena kesuksesanmu ditentukan oleh sebanyak apa manusia yang dapat kamu bahagiakan
kehilangan
Saya bukan orang yang pandai dalam membuat suatu kalimat pengandai dalam menjelaskan hal yang ingin saya sampaikan. Saya lebih suka menggunakan kalimat-kalimat straightforward tapi njelimet. Maafkan atas kelabilan saya tersebut.
Setiap pengalaman yang kamu miliki, setiap kejadian dalam kehidupanmu, adalah suatu garis-garis bercabang yang saling berpotongan bersama dengan setiap pengalman dan kejadian orang lain di seluruh dunia ini. Saya percaya bahwa tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Semua telah diatur sedemikian rupa sehingga.
Saya percaya bahwa semesta berbahasa.
Sekitar seminggu sebelum eyangputri saya meninggal, eyangkung saya bermimpi bahwa beliau terkena tsunami dan eyangputri menghilang.
Sekitar itu juga, eyangputri mengatakan kepada salah satu temannya bahwa ia lelah.
Pada hari ulang tahunnya, 4 hari sebelum beliau meninggal, beliau tidak dapat meniup lilin ulang tahunnya bahkan dari jarak hanya sekitar 15 cm.
Pada hari Minggu, 1 hari sebelum detak jantung beliau berhenti bekerja, siang hari ketika beliau masih sadar, beliau berkata, "Masih belum ada yang bisa menyembuhkan penyakitku".
Malam harinya, ketika aku mendapatkan berita bahwa beliau jatuh, hatiku sudah berkata hal yang tidak menyenangkan, bahkan sebelum aku benar-benar melihat langsung kondisi beliau.
Tidak lama sebelum beliau meninggal, salah seorang saudara jauh beliau, tanpa ada apa-apa mendapatkan gelasnya terjatuh dan pecah diiringi firasat buruk.
Tepat tengah malam pada hari beliau meninggal dunia, pintu ICU tempat beliau dirawat tiba-tiba jebol dengan suara kencang padahal hanya sekedar dibuka pelan.
Segalanya ingin menyampaikan pesan.
Hanya bagaimana manusia mampu meresapi dan mendalami sinyal-sinyal tersebut atau tidak di tengah kesibukannya terhadap dunia. Atau hanya dirinya. Dan seringnya, manusia tidak sepeka itu untuk menyadari ada hal yang ingin disampaikan kepadanya.
Tenanglah di sana, Yangti.
Kami di sini insya Allah akan selalu mendoakanmu atas segala yang terbaik dan tetap menjalani kehidupan kami dengan positif dan semangat yang selalu baru.
Terima kasih untuk selama ini :)
March 12, 2014
hilang
Artama : Ama, perlukah kamu pertanyakan lagi hal ini? Sebegitu tidak percayanyakah kamu pada saya?
Amara : Ternyata sesulit itu untuk mempercayaimu seutuhnya, Ara. Karena rasa sesak di dada saya selalu muncul saat mengingatmu. Mungkin memang hanya sekedar saya yang terlalu berlebihan.
Artama : Biarkan aku tahu, Ama. Buat aku mengerti. Karena jika memang segalanya menyiksamu, aku tidak kuat untuk menahan itu semua. Aku di sini lebih tersiksa melihat kamu yang kehilangan senyummu.
Amara : Ara, saya mohon. Jangan buat saya kembali hanya dengan lisanmu. Buat saya percaya dengan tindakanmu. Karena saya tidak ingin melakukan kesalahan untuk ke-sekian kalinya.
(Ara bergerak memeluk, namun Ama menghindar)
Amara : Jangan, Ara. Cukup. Saya pamit dulu. Selamat malam.
(Ara tidak sanggup memberikan respon apapun. Ia bergeming. Hatinya kosong. Pikirannya kosong. Napasnya tersengal. Dan dunia menjadi gelap)
November 25, 2013
berkelana
Yups, if you feel like quitting, think about why you started. Kalau kamu mulai berpikir untuk menyerah, pikirkan kembali kenapa dulu kamu mau untuk memulai. Kalimat ini sempat menohok kepala saya yang memang mulai mentranformasikan rumus untuk 'pergi'. Dan kembali, saya tidak pernah bisa pergi begitu saja. Karena seperti yang selalu saya katakan jika berbicara mengenai mimpi. "Saya hanya ingin bisa meninggalkan jejak yang baik di setiap orang yang kehidupannya pernah saya sentuh." Itu saja, dan itu lebih dari cukup.
Dan segitu gak enakannya saya, saya tidak bisa semudah itu pergi meninggalkan apapun yang ada. Saya hanya ingin balas budi. Saya hanya ingin agar adik-adik saya dapat merasakan kesenangan yang sama dengan yang dulu saya rasakan bersama kakak-kakak saya. Saya ingin mereka mendapatkan manfaat yang sama. Saya ingin berguna. Saya ingin dilihat.
Egois ya?
Sometimes, saya hanya ingin akhirnya saya diakui untuk apapun yang sudah saya kerjakan. Saya ingin akhirnya saya bisa dianggap becus kerjaannya. Saya ingin menikmati tatapan bangga. Karena akhirnya saya hanya bisa mengecewakan mereka.
Intinya, mengusahakan yang terbaik bukan?
Dan jangan pernah berhenti, karena kamu tidak akan pernah tahu bahwa ternyata kamu hanya tinggal selangkah lagi dari kesuksesan yang kamu inginkan. Tuhan akan selalu berada di pihakmu selama kamu selalu dekat dengannya.
Memangnya saya jadi aneh? Saya hanya mencoba keseharian yang baru yang menurut saya adalah kesimpulan bentuk keseharian yang paling benar menurut analisis saya. Kalau menurut kamu ini aneh, saya benar-benar tidak tahu lagi harus seperti apa.
July 24, 2013
kamu, dan akan selalu kamu
if we were meant to be, we will find a way to each other. i always believe in that.
May 28, 2013
tarian pena dan permainan tinta
bersama dengan keheningan yang melingkupi, aku masih mencoba untuk memikirkan apa yang bisa aku lakukan saat ini.
![]() | |
him, by me :) | |
dan akhirnya tanganku memutuskan untuk bergerak menelusuri garis tubuhnya yang diinterpretasikan dalam tinta hitam di atas kertas. dia dalam balutan kemeja lapangan atribut yang ia miliki dengan slayer merah mengikat kepalanya. maaf masih agak amatir gambarnya.