December 4, 2014

kehilangan


Kehilangan.
Mungkin banyak orang yang mengetahui apa artinya, namun tidak banyak orang yang benar-benar mengerti maknanya. Apakah saya juga mengerti? Saya sendiri juga tidak tahu, karena pada akhirnya, makna adalah mengenai sudut pandang dari tiap-tiap pribadi seseorang. Dan ini hanya mengenai sudut pandang saya yang ingin saya bagi.

Kehilangan adalah suatu perasaan pada manusia, bukan hanya sekedar fakta yang tidak berjiwa.

Kehilangan yang ingin saya perbincangkan di sini adalah mengenai kehilangan seseorang yang sangat kamu cintai. Kehilangan yang ingin saya perbincangkan bukan mengenai kehilangan seseorang secara sementara, kehilangan seseorang dari sebuah hubungan, namun hal yang lebih mendalam. Ditinggal pergi untuk selamanya oleh orang yang sangat dicintai.

Saya sangat bersyukur, sejauh ini, tidak banyak pemakaman yang saya lalui sebagai anggota keluarga dari almarhum maupun almarhumah, kecuali seorang tante saya, seorang buyut saya, dan (belum lama ini) seorang eyangputri saya. Saya memang bukan orang yang mudah berempati dan memperlihatkan luapan emosi saya yang sesungguhnya. Entah memang tidak tersentuh secara dalam atau sekedar saya yang terlalu sering menahan diri hingga hal itu semacam menjadi sebuah kebiasaan.

Saya bukan orang yang pandai dalam membuat suatu kalimat pengandai dalam menjelaskan hal yang ingin saya sampaikan. Saya lebih suka menggunakan kalimat-kalimat straightforward tapi njelimet. Maafkan atas kelabilan saya tersebut.

Setiap pengalaman yang kamu miliki, setiap kejadian dalam kehidupanmu, adalah suatu garis-garis bercabang yang saling berpotongan bersama dengan setiap pengalman dan kejadian orang lain di seluruh dunia ini. Saya percaya bahwa tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Semua telah diatur sedemikian rupa sehingga.

Saya percaya bahwa semesta berbahasa.

Sekitar seminggu sebelum eyangputri saya meninggal, eyangkung saya bermimpi bahwa beliau terkena tsunami dan eyangputri menghilang.
Sekitar itu juga, eyangputri mengatakan kepada salah satu temannya bahwa ia lelah.
Pada hari ulang tahunnya, 4 hari sebelum beliau meninggal, beliau tidak dapat meniup lilin ulang tahunnya bahkan dari jarak hanya sekitar 15 cm.
Pada hari Minggu, 1 hari sebelum detak jantung beliau berhenti bekerja, siang hari ketika beliau masih sadar, beliau berkata, "Masih belum ada yang bisa menyembuhkan penyakitku".
Malam harinya, ketika aku mendapatkan berita bahwa beliau jatuh, hatiku sudah berkata hal yang tidak menyenangkan, bahkan sebelum aku benar-benar melihat langsung kondisi beliau.
Tidak lama sebelum beliau meninggal, salah seorang saudara jauh beliau, tanpa ada apa-apa mendapatkan gelasnya terjatuh dan pecah diiringi firasat buruk.
Tepat tengah malam pada hari beliau meninggal dunia, pintu ICU tempat beliau dirawat tiba-tiba jebol dengan suara kencang padahal hanya sekedar dibuka pelan.

Segalanya ingin menyampaikan pesan.
Hanya bagaimana manusia mampu meresapi dan mendalami sinyal-sinyal tersebut atau tidak di tengah kesibukannya terhadap dunia. Atau hanya dirinya. Dan seringnya, manusia tidak sepeka itu untuk menyadari ada hal yang ingin disampaikan kepadanya.

Tenanglah di sana, Yangti.
Kami di sini insya Allah akan selalu mendoakanmu atas segala yang terbaik dan tetap menjalani kehidupan kami dengan positif dan semangat yang selalu baru.
Terima kasih untuk selama ini :)

3 November 2014

No comments:

Post a Comment