Showing posts with label sighted. Show all posts
Showing posts with label sighted. Show all posts

March 28, 2020

physical distancing

this moment made us aware we've been taking physical and direct communication for granted.
sebelum ini, banyak dari kita yang ketika sedang berkumpul bersama teman atau keluarga besar malah sibuk dengan hapenya masing-masing. entah apa yang ketika itu menjadi lebih penting di banding apa yang ada tepat di hadapannya. namun, fenomena ini tidak jarang terjadi. malah sering sekali terlihat di berbagai tempat umum.

we've been taking mundane activities such as going out and taking walks in the neighborhood without having to feel afraid for granted.
kegiatan-kegiatan sebiasa ke pasar belanja kebutuhan sehari-hari. sebiasa keluar rumah ngeliat di luar ramai dan bisa jajan sesuka hati di gerobakan. atau sesimpel tos dan cipika cipiki sama temen dan keluarga yang lain.

we've also been taking earth for granted.
at least i somehow am.

ampun. (was taken on my journey to Mt Gede's peak)
we've taken a lot of things for granted if we would really think about what we've done our whole life. banyak banget. kebaikan bapak gojek yang tetep nganterin makanan kamu padahal ternyata di luar lagi hujan dan kamu gak sadar. kebaikan seorang teman yang tetep mau bantuin kamu padahal dia tau kamu anaknya bandel. kebaikan orang tua kamu yang kamu kira itu memang kewajiban yang seharusnya mereka lakukan untukmu.

atau kebaikan bumi.
karena entah berapa banyak yang sudah kamu ambil dari bumi dan bumi tetap tak hentinya dan tidak lelahnya memberi. karena entah mungkin kita sudah menyakitinya berapapun kali, namun ia bertahan dan tetap hidup demi kita hidup.

atau bahkan kebaikan Tuhan Yang Maha Esa.
yang tetap terus mengucurkan kasih dan sayangnya untuk kita. yang tetap menerima kita.
sorry, I can't continue. I always get emotional whenever I talk about this. I always feel insignificant, sorry.

but yeah,
we've been taking a lot of things for granted.
i hope we can minimize it going forward.

hang on,
we're in this together.

March 2, 2018

reading

membaca untuk saya bukan hanya sekedar membaca buku atau komik atau koran atau artikel. bukan sekedar membaca suatu hal yang berwujud tulisan. pun tidak hanya sekedar membaca suatu karya seni.

membaca, adalah melihat dan memproses apa yang dilihat. pemandangan yang indah dari atas gunung. ombak yang menabrak dinding tebing di bawah sana. interaksi antar manusia yang terjadi di sekitar kita. perang politik di seluruh dunia. atau bencana alam yang melanda. dan membaca merupakan hal yang penting dan seharusnya dilakukan setiap saat.

sama seperti yang disampaikan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW.

http://www.alqamarpublications.com/images/iqra-read-500x181.jpg

maka, "Bacalah dengan menyebut nama Allah SWT yang menciptakan".

March 1, 2018

stereotyping

Stereotype.
ster∙e∙o∙type
/ˈsterēəˌtīp/

noun
  • a widely held but fixed and oversimplified image or idea of a particular type of person or thing.
"the stereotype of a woman as a carer"
  • a person or thing that conforms to a stereotypical image.
"don't treat anyone as a stereotype"



Stereotip.
/ste∙reo∙tip/
  • a  berbentuk tetap; berbentuk klise.
  • n  konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat.

click on the picture for the source cause it's not mine

dari dua penjelasan dan satu gambar di atas, seharusnya kurang lebih kita sudah bisa menangkap apa itu stereotype (kindly let me use the English spelling since i'm not used to saying 'stereotip'). maka dari itu, stereotyping akan berarti melakukan kegiatan yang menyangkut dengan stereotype.

contohnya? *disclaimer: ditulis tanpa bermaksud menyinggung siapapun.

saya pribadi terkadang masih tidak bisa menahan diri melihat perempuan dengan kulit sawo matang khas Indonesia, pakaian yang sensual, dan dengan kemampuan bahasa inggris yang kurang, menggandeng bule. hampir secara otomatis, saya akan berkata, "tipikal".

atau seperti misalnya kita melihat lelaki yang suaranya gak laki banget dan gerakan tubuh yang cukup gemulai, pasti langsung kepengen ngomong, "wah nyarinya bukan cewek nih kayaknya".

atau setiap melihat perempuan yang bisa dandan bagus, bajunya gayanya asik, barangnya ber-merk, eh tapi sekolahannya gak bagus, "udah biasa".

itu adalah stereotyping. menilai seseorang dengan stereotype tertentu. secara sadar ataupun tidak.

kalau saya pikir-pikir lagi, sebetulnya kadang saya juga bingung. kenapa pula kita perlu menilai orang-orang tersebut? mereka tidak mengganggu kehidupan kita juga, kan? dan kenapa juga kita harus mengatakan penilaian itu dengan sikap dan nada yang merendahkan?

padahal mungkin kalau kalian tanyakan langsung ke orang tersebut, mungkin memang mereka benar-benar saling jatuh cinta tidak hanya dengan tubuh yang satu dan kantong yang satunya. atau mungkin memang ada masalah dengan hormon mereka yang tidak bisa mereka tolak karena memang itu yang ada dalam tubuhnya (dan mereka tetap masih mencari perempuan). atau memang ketertarikan mereka lebih banyak di bidang fashion dan sosial dibandingkan dengan eksakta. apa salah?


atau jangan-jangan para prejudice ini hanya iri?

February 28, 2018

travelling on foot

when i'm not in a hurry, i love walking and travelling using public transportation. i have more time enjoying myself on the journey with those.


before the long journey walking down the Mt. Rinjani

several days ago, on my off day, i went around using Transjakarta and feeder bus. i actually had my car with me and i had all the online transportation apps on my phone. it was just, i didn't feel like using them. i miss being with myself in the middle of the crowd, muting all the surrounding sounds with my headset playing my own playlist, and just reading. yeah, i really miss those commuting time i had when i was still in college.

and believe it or not, that was my first time being in a feeder bus.

so i walked to the nearest Transjakarta shelter and got into the bus right away. it wasn't their busy time (thank God) and it was really comfortable since they have the women's section. and i read happily without having to think about the traffic and all the other vehicles and all the other passengers. without a doubt, it was heaven.

(i was actually trying to stick to English, but since i'm writing this in the morning, my brain couldn't work properly. so i'm sorry for changing it to Bahasa Indonesia)

kemudian ketika saya harus turun dan jalan kaki untuk bisa naik feeder bus, saya berkesempatan untuk menghirup udara segar (ketika itu masih sore dan belum jam pulang kerja jadinya polusi tidak terlalu banyak. percayalah, ketika itu beneran segar di Jakarta) dan bukan udara artifisial yang ada dalam gedung-gedung mall. belajar memperhatikan apa yang orang lain lakukan, di mana tempat menunggu feeder bus, bagaimana cara mereka bayarnya (ternyata kayak naik bus kota biasa bayarnya, disamperin sama kenek-nya. bedanya, kita dapet print-out bukti bayar).

saya juga berkesempatan untuk bergerak lebih banyak dengan menaiki kendaraan umum. setelah saya pikir-pikir lagi, dulu saya kurus sewaktu SMA mungkin salah satunya karena saya selalu dapet kelas kalau bukan di lantai 4, di lantai 3. kemudian saya harus menyebrang jembatan penyebrangan di depan sekolah. lalu saya jalan kaki lagi dari saya turun angkot sampai rumah karena saya pelit gak mau bayar ojek. tapi mungkin ya memang karena saya dulu pelit aja sih jarang jajan jadi bisa atur makan gak terlalu banyak.

but anyway, my point is i think i will try to walk more. in my off day for sure.

bayangin nih. kalau saya naik mobil pribadi, sudah bisa dipastikan kurang lebih 3 jam waktu hidup saya terbuang di mobil tidak melakukan apapun. tanpa penambahan nilai apapun selain saya yang kadang malah jadi emosional menghadapi jalan. sedangkan jika saya naik kendaraan umum dan berjalan kaki, saya bisa gunakan waktu commute saya yang mungkin akan menjadi lebih lama tapi bisa digunakan untuk membaca buku. dan saya berjalan kaki. yang berarti saya bergerak. gak cuma duduk doang manas-manasin kursi mobil.

enak lho kalau kita pinter milih waktunya.

February 21, 2018

7 habits

currently, i'm reading "7 Habits of Highly Effective People".

The inside of the book (+Harry Potter!!)


i'm actually not a big fan of self development books. i'm more into something light, like romance. fiction books to be more general. but never was self help books. i tried. i tried reading one of my mom's like "How to Win Friends and Influence People" and stuff. but it wasn't successful in making me in love with self help books.

as i'm getting older as everyone is, i met so many people. one of them is really into self development and is always encouraging me and all of his friends to develop themselves. one of the way is by reading books. lots and lots of self development books.

at first, i thought that i will never gonna enjoy reading those genre of books. i stumbled upon Mitch Albom's books which are very lovely and inspiring and having lots of learning. i thought, those kinds of books are enough to replace the needs of reading self help books. but then, i read them only to entertain myself. i learned accidentally. and i didn't internalize what i learned.

then, i went to a bookstore, into the imported parts, obviously. i searched through the bookshelves, trying to find anything that could spark my curiosity.

and that was when i saw this book. and i never regret buying this book. i love how Stephen R. Covey conveyed the message and wrote everything on this book. reading this (and trying to implement this) is a lovely journey.

if you read this book, you love it. i know.
and if you read this book, he said that don't read it as a learner but as a teacher instead. that way, you read to understand, to implement, and to share.

happy learning!

October 7, 2015

BAHAGIA

Akhir-akhir ini, kata ini begitu sering muncul menjadi pusat perbincangan. Mungkin karena ini bulan September    September Ceria? Atau kenyataan bahwa sejak tanggal 23 September lalu hingga akhir tahun akan tepat 100 hari. Atau mungkin realita saat ini yang seakan menghisap semua kesenangan hingga manusia perlu untuk saling diingatkan untuk berbahagia?

Mungkin.

Sudut pandangku melihat   dan selalu melihat   bahwa inilah hidup. Hidup akan selalu menerbangkanmu tinggi di atas awan dan menguburmu dalam tanah secara bersamaan. Setiap kejadian tidak akan bisa dihindari. Semua, bahkan hingga bagian terkecil, harus dihadapi. Namun, apakah mereka harus menjadi penghalang bagi kebahagiaan?

Tidak.

Berbahagia ada di hati dan pikiran masing-masing manusia.
Satu-satunya yang mampu menghalangi bahagia hanya kamu dan dirimu sendiri.

January 29, 2015

#7 the art of letting go

Ia terpaku di hadapan kuburan tersebut. Belum sampai seratus hari eyangputri pergi, eyangkung telah pergi menyusul kekasihnya. Ibu, Eyangputri, dan Eyangkung, mereka telah berada pada satu dunia yang sama namun berbeda dengannya yang masih di sini.


"Capek ditinggalin melulu. Rasanya pengen sendiri aja. Abisnya kalo rame-rame itu pasti nanti ujung-ujungnya bakalan berpisah juga."

Aku kehilangan kata-kataku. Aku tau bahwa pengetahuanku atas perasaannya sangatlah minim, bahkan bisa dikatakan aku hanya sok tahu. Aku sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana besar kesedihan dan hampa yang aku rasakan jika aku berada di posisinya.

Kehidupannya setelah ditinggal oleh Ibunya sejak umur 9 tahun adalah bersama Eyangnya. Eyangputri dan Eyangkung sudah seperti orangtuanya sendiri selain Ayah kandungnya sendiri. Rumah Eyang merupakan rumah keduanya.

Aku sebagai sepupunya, dulu, ketika umurku masih sangatlah muda, aku sering merasa iri melihat jumlah perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh Eyang kami kepadanya. Pikiran picikku merasa bahwa Eyang telah pilih kasih. Mereka selalu mengingat untuk memberikan hadiah saat sepupuku itu ulangtahun, sedangkan aku tidak. Aku bahkan menyesal pernah berpikir seperti itu.

Kini, aku tahu. Ia memang pantas untuk semua perhatian dan kasih sayang sebesar itu. Karena jumlah yang ia berikan untuk kedua Eyangku pun sama besarnya, bahkan mungkin lebih besar dari yang aku berikan kepada mereka. Mereka sangat dekat hingga bekas yang ditinggalkan sangatlah dalam.


I think there's no one really mastering this art of letting go things. I mean, just be honest, losing someone is really hard, even just from some relationship, let alone from your entire life forever.

Aku tidak berniat untuk menuliskan cara untuk menghadapi kehilangan semacam. Aku bukan ahlinya. Aku hanya sekedar ingin mengatakan bahwa hidup tidak akan selalu memberikan apa yang kamu inginkan, namun Tuhan akan selalu memilihkan jalan yang kamu butuhkan. Mungkin terkadang rencana-Nya mengikutsertakan sakit, kekecewaan, kesedihan yang dalam, namun akan ada bahagia dan kesuksesan yang menanti dibalik itu semua.

Lagi-lagi, kita hanya perlu percaya kepada-Nya dengan tetap berusaha bersyukur dan berdoa untuk yang terbaik dalam segalanya. Karena hanya Dia Maha Tahu dan Maha Kuasa atas segalanya :)



Salam sayang penuh cinta untuk kalian,
Sri Poernomo HK (3 November 2014) & Soekardjo Hardjosoewirjo (15 Januari 2015)
Semoga kita semua akan kembali dipertemukan nanti di dunia yang kekal dalam pertemuan yang membahagiakan.

January 1, 2015

#6 travel and restart

Selamat Tahun 2015!
selamat mengheningkan cipta.
selamat melakukan kontemplasi.
dan seperti yang sudah sempat saya tulis di instagram saya, maybe this is year is time to restart :)
travel sesungguhnya bukan hanya sekedar bepergian. menurut saya sendiri, keutamaan dari travelling adalah berpindah. dan berpindah bisa termasuk dalam segala kategori, bukan hanya sekedar tempat.
berpindah menjadi seseorang yang baru, misalnya.

December 11, 2014

#2 language of love

In this particular noon, in my very own car (Urfie!!), suddenly I feel all alone. I am an introvert person, but that's not mean that I don't need companies. I just don't like to be too involved in a crowd. I prefer sit in the middle of that something and just watch everyone messing around. Laugh or smile for their jokes, give a little comment for their craziness, but being the spotlight? I don't think it's a good idea.

And when i feel so afraid for this being the-center-of-attention thingy, the other part of me is also craving for that. In the end, I'll be just standing still awkwardly with me battling with myself.

Actually, I was in the middle of waiting for my mom's meeting with her friends. Then, after she has done, along the road to our next destination, we talked about this language of love. It is about how each people express their love to others and also feel that they are being loved.

In general, there are 5 languages of love. (there's also a book from Gary Chapman discussing about this topic)

Physical touch.
Receiving presents.
Words of affirmation.
Act of service.
Quality time.

It is necessary to know your own language and your partner's language to really understand how to treat each other. So the other would get the message without mistakes.

But, what is mine? Is it possible for me to have the need for all?

#1 I'm about to start another #100days

To form a new habit, sometimes you need to start with forcing yourself to do it. You have to set some specific rules to yourself so that habit will be planted into your mind and all the part of your body and suddenly it will become natural.

There is this theory about how many times you need to do things until it becomes your nature. Actually, I don't really know and understand the basic of this theory but it's worth the try, though, as long as it is for something good or even better.

3times; for leaving your old habit behind.
7times; you start to feel strange for not doing your new habit.
40times; this new habit already runs through your veins and be the part of your life cycle.

Trying something is not going to hurt, you know. Breaking the old habit is somewhat important for our life because flat life is boring, at least for me. There will be no challenges, no adrenaline rushing, no new faces, no exciting story, no epic things to be proud of. Just another exact same life cycle from day to day.

What's the point, then?

Isn't life is all about living? A heart that shows a straight line is a dead heart. A life with no pulse of excitement or sadness or anxiousness or etc is a colorless life.
"The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why." (Mark Twain)

This is not about being someone else. This is also not about mimicking others' life. Because nobody is perfect actually. You just have to be a little smart at sort out the good things between the bad one. Pick the good one and leave the bad. And don't lose your own uniqueness of yours.

December 9, 2014

show up!

Recently, I have been reading articles that being recommended by LinkedIn to my timeline. There are many beautiful and inspiring article for me. One of the article called 'Just Show Up' have been spinning around my mind this lately.

Okay, stop with the English session before someone start to curse me for my bad English.

Artikel tersebut mengatakan bahwa pada intinya, apapun yang sedang terjadi pada dirimu, yang perlu kamu lakukan adalah menunjukkan dirimu. Hadir. Dan dari sana kamu akan menemukan banyak hal.

Mungkin kamu akan mendapat hal baru, mempelajari hal yang belum pernah kamu lakukan sebelumnya.
Mungkin kamu akan menjadi saksi dari hal yang tidak banyak orang yang berkesempatan untuk itu.
Mungkin kamu tiba-tiba ditunjuk untuk melakukan sesuatu dan ternyata kamu dibayar.
Atau mungkin sekedar kamu bisa mengalami pengayaan pengalaman. Bertemu orang lama ataupun baru. Berbincang dan saling mengetahui. Dan yang paling baik, membantu.

Kalaupun kamu tidak dapat benar-benar hadir, setidaknya kamu bisa menulis. Biarkan dunia tahu bahwa kamu benar-benar ada. Let the world know that you are exist.

Dan sesungguhnya saya ingin untuk bisa melakukan hal itu.
So, I start to challenge myself to write at least one article each day. It will not always be about my day or something inspiring or about my jobs or some contemplation. Maybe it will only be something random that you my reader can't even get the point of what I'm saying, but at least I'm trying. And I always open for any comments or even critics from you so I can improve my communication skill. Or maybe just another random idea about what you would want me to write?

I'm really sorry for each mistakes I made in this article. Thank you for reading :)

March 3, 2014

pudar

lagi-lagi, saya merasa tertampar. semudah itukah saya untuk merasa bersalah? sedangkan orang-orang di luar sana terus saja mengacau tanpa menyadari setiap efek dari hal yang sudah mereka lakukan.

sudah seburuk itukah para pemuda pemudi masa kini?

 sesungguhnya, komunikasi bukanlah mayor saya. bahkan bisa jadi saya termasuk orang yang bisu jika itu sudah datang pada sebuah forum besar dengan para pakar dan saya merasa kecil. perasaan yang tidak benar, karena dia membunuh kesempatan saya untuk berbicara dan menunjukkan isi kepala saya kepada mereka.

namun, bukan berarti saya tidak mengerti bagaimana cara berkomunikasi yang baik. karena saya pun sesering itu diharuskan untuk berkomunikasi. karena hal tersebut seharusnya merupakan pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang manusia. untuk mengetahui waktu yang tepat dalam mengatakan sesuatu, untuk mengetahui bahwa setiap manusia memiliki treatment yang berbeda, bahwa setiap tingkatan umur manusia membutuhkan tingkat kesopanan dan penghormatan yang berbeda, bahwa wanita berbeda dengan pria. seharusnya hal tersebut hanyalah ilmu dasar yang tidak perlu lagi diajarkan.

namun, kenapa para pemuda pemudi masa kini tidak sepeduli itu dengan kesadaran-kesadaran dasar yang ada? lupa? atau apa?

February 23, 2014

saya tahu

saya tahu.
tidak seharusnya saya mengeluh. tidak seharusnya saya merasa marah dengan semuanya. tidak seharusnya saya meributkan tugas saya. tidak seharusnya saya meributkan keadaan saya. tidak seharusnya saya menyalahkan dunia.

karena yang salah sesungguhnya, tidak lain dan tidak bukan, adalah saya sendiri. setiap pilihan dalam kehidupan saya yang mungkin salah. dunia yang ada di sekitar kita hanyalah sekedar berputar sesuai dengan yang selalu ia lakukan.




saya belajar.
bahwa saya harus lebih bisa menghargai waktu. bagaimana di antara seluruh kesibukan yang saya miliki, di antara seluruh aspek kehidupan yang saya pilih untuk saya sentuh, saya harus mengoptimalisasikan semuanya.

saya hanya ingin semua orang senang. mungkinkah?

saya belajar untuk membuktikan diri saya. melalui tindakan. tidak hanya sekedar kata-kata. bahwa janji dibuat untuk ditepati. bahwa kebaikan yang sudah orang berikan bukan untuk diuji elastisitasnya, namun untuk dijaga dan dihargai dan jika mampu, dibalas di kemudian hari.

manusia hidup dengan hak dan kebebasannya masing-masing, yang saling dibatasi oleh hak dan kebebasan orang lain di sekitarnya. kata pamungkas ayah saya, heran, seharusnya selalu menjadi panutan saya. kata pamungkas senior saya, lihat dan baca, juga seharusnya selalu menjadi panutan saya. karena dengan hal-hal itu, kita dapat bertahan hidup dan berkembang.

January 27, 2014

jumping!


mari melompat lebih tinggi
untuk tantangan yang lebih besar
untuk mata yang lebih membuka
untuk hati yang lebih tersadarkan
dan untuk hidup yang lebih bermakna

27 Januari 2014
maaf gambarnya super abstrak

December 19, 2013

me and just me

today is just another day. but it's today, not yesterday, not tomorrow. it is now.

baiklah, saya sendiri tidak mengerti dengan kalimat yang saya tulis sebelumnya.
saya sesungguhnya orang egois yang suka gak enakan. kontradiksi banget ya? ya, kadang saya terlalu dipenuhi dengan hal-hal yang berbau paradoks. dan kemudian saya menemukan, tidak, lebih tepatnya dipinjamkan sebuah buku. di dalam buku itu tertulis :
sesungguhnya hidup hanyalah mengenai paradigma berpikir kita terhadap diri kita sendiri yang terkadang terpengaruh oleh lingkungan. tapi semuanya, akan kembali lagi pada diri kita sendiri dalam mengambilkan kesimpulan mengenai kita.
saya juga sering berpikiran seperti itu, hanya saja terkadang tidak tahu mengapa saya selalu saja terpusat pada hal yang negatif. meskipun super ingin untuk menjadi manusia positif, akhirnya saya malah netral. terlalu netral hingga tidak benar-benar menganggap. salah banget sih itu menurut saya.

saya pun menemukan kalimat lain.
life isn't about finding yourself. life is about creating yourself. - George Bernard Shaw
tidak ada yang namanya pencarian jati diri. yang ada adalah keputusan bagi diri sendiri untuk kelanjutan hidup kita. untuk masa depan seperti apa yang kita inginkan. untuk seperti apa kita ingin orang lain menganggap dan memandang kita. karena semua keputusan itu, ada di tangan kita masing-masing. orang lain hanya bisa menawarkan bisikan-bisikan setan atau hembusan angin surga. yang memutuskan tetap diri kita sendiri.

makanya, memilih lingkungan bergaul itu penting. makanya, pembentukan karakter sejak dini di rumah, penanaman nilai-nilai dasar kehidupan dari kecil, itu penting. itulah yang kita jadikan pegangan sampai nanti besar. hal-hal itu, yang mendasar, antara mana yang baik dan buruk, yang sudah dikatakan dalam setiap ajaran agama, yang dijadikan jalur bagi kita untuk memilih. sisanya? pilihan kita.

jadi, kamu memilih untuk menjadi diri yang seperti apa?

October 23, 2013

~sisasi

Kalau ada yang bertanya-tanya mengenai judul postingan kali ini, mungkin kalian bisa langsung pergi ke youtube.com, search di sana video Vicky Gotik. Dan juga video Sinetron Vicky. Pesan dari saya bagi yang ingin menonton video tersebut hanya satu. Selamat menikmati!

Niat awal saya adalah saya ingin memberikan judul berupa "kontemplasi".
kontemplasi /kon·tem·pla·si/ /kontémplasi/ n renungan dsb dng kebulatan pikiran atau perhatian penuh;

Yaps.
Gak tau kenapa, akhir-akhir ini saya selalu saja merasa ditampar. Semesta menampar saya setiap waktu. Mungkin saya memang butuh disadarkan. Sebegitu hancurnya saya sampai seluruh dunia harus mengingatkan yah? Menyedihkan sekali sepertinya.

Kepala saya seperti badai saat ini. Di satu waktu, saya singgah di satu tempat. Kemudian angin kembali bertiup dan saya diterbangkan ke tempat lainnya. Belum lama, angin kembali membawa saya ke tempat yang lain. Dan saya hanya bisa terbawa oleh angin yang bertiup itu. Oke, analogi tempat ini sebetulnya adalah satu pemikiran yang spesifik. Bukan tempat secara harfiah.

menantang

Selabil itulah saya mengatur mood saya pada satu waktu tertentu. Menit awal saya merasa senang dan menit berikutnya saya menjadi sangat pendiam. Dan ternyata saya yang pendiam itu benar-benar disadari oleh semua orang yah? Tiba-tiba terharu sendiri bahwa ternyata saya gak sebegitu invisible-nya. Mereka semua memperdulikan saya. Kebutuhan dasar manusia memang ternyata untuk selalu merasa diakui.

Saya ingin jalan-jalan. Saya kangen pemandangan alam. Saya kangen suara debur ombak. Saya kangen udara pantai yang amis. Saya kangen biru. Saya penat.

Akhir-akhir ini saya banyak memperhatikan yang lain. Sampai pada satu titik saya bahkan melupakan diri saya. Ini memang sangat buruk sesungguhnya, namun terkadang memang begitu adanya tanpa bisa saya cegah. Saya sebegitu memikirkan mereka. Dan saya benci ternyata bahkan orang yang terkadang saya paling percayai tidak bisa berlaku sesuai bayangan saya.

Maaf, saya berantakan.

May 28, 2013

tarian pena dan permainan tinta

bukan mengenai menggambarkan sesuatu secara harfiah. namun lebih kepada mendeskripsikan sesuatu dengan menggunakan kata. rangkaian aksara yang dihasilkan dari pengamatan oleh panca indera yang kita miliki. dan menyampaikannya pada dunia hingga mereka mengerti. dan memiliki persepsi yang sama.

bersama dengan keheningan yang melingkupi, aku masih mencoba untuk memikirkan apa yang bisa aku lakukan saat ini.

him, by me :)



dan akhirnya tanganku memutuskan untuk bergerak menelusuri garis tubuhnya yang diinterpretasikan dalam tinta hitam di atas kertas. dia dalam balutan kemeja lapangan atribut yang ia miliki dengan slayer merah mengikat kepalanya. maaf masih agak amatir gambarnya.
insya Allah, you'll always be the one. and we'll always be 'us'.

December 24, 2012

Hiu dan Buaya

Mereka robot.. Aku tidak habis pikir dengan
apa yang baru saja aku lihat dengan mata kepalaku sendiri..

selemari penuh rokok..
Bukan robot beneran yang sedang aku bicarakan di sini. Namun manusia, yang bergerak layaknya sebuah robot. Yang bekerja memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya berdasarkan hitungan jumlah produk yang dapat ia hasilkan. Yang saling berlomba menjadi yang paling cepat dan paling banyak. Yang sudah terlalu menghapal setiap inchi kertas papir itu, tembakau kering, dan lem, serta alat untuk melinting itu. Yang sudah terlalu ingat dengan urutan gerakannya. Yang bergerak dengan terlalu semangat. Yang tetap bahagia melakukan semuanya..




December 7, 2012

tertinggi kedua di Indonesia

"...dan aku tau dia sangat menyayangi tempat itu."

menuju air terjun tertinggi di kompleks Madakaripura
Masih pada tanggal 16 November 2012, selesai menanjaki anak tangga menuju kawah Gunung Bromo, kami beralih pada air terjun yang juga terkenal di wilayah tersebut. Air Terjun Madakaripura.


08.30 WIB; Sampai di pintu masuk Air Terjun Madakaripura. Aku ngamuk dibangunin tidur. Kalo dirasa-rasa sih ada mungkin 5-10 menit cuma nungguin aku mau keluar dari mobil. Merasa bersalah sih marah-marah gitu, untungnya setelahnya udah adem. Sempet males turun saat itu, pengennya tidur aja rasanya setelah sebelumnya pun baru tidur sekitar 3 jam. Dan aku merasa sangat bersyukur dipaksa bangun. Menyesal pasti tidak ikut.

November 22, 2012

jumpalitan


"Ikuti saja ke mana hatimu ingin pergi dan ke mana kakimu bergerak, dan kamu akan terpana bagaimana takdir menyiapkan semuanya untukmu."
-hanya aku dan pikiranku

Bromo - Batok

Semuanya diawali dari kehadiran sebuah tanggal merah di tengah-tengah angka-angka yang kehitaman di kalender. Empat hari berturut-turut. Dan dorongan kecil untuk bepergian, memberi makan pada mata yang haus pemandangan indah alam raya.

"Kak, Bromo yuk!" kalimat itu yang memulai perjalanan ini.



"Saat ide itu hadir, saat mimpi itu mampir dan memilih kepalamu sebagai inangnya, jangan tunda. Lakukan dan raih."
-hanya aku dan pikiranku