March 1, 2018

stereotyping

Stereotype.
ster∙e∙o∙type
/ˈsterēəˌtīp/

noun
  • a widely held but fixed and oversimplified image or idea of a particular type of person or thing.
"the stereotype of a woman as a carer"
  • a person or thing that conforms to a stereotypical image.
"don't treat anyone as a stereotype"



Stereotip.
/ste∙reo∙tip/
  • a  berbentuk tetap; berbentuk klise.
  • n  konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat.

click on the picture for the source cause it's not mine

dari dua penjelasan dan satu gambar di atas, seharusnya kurang lebih kita sudah bisa menangkap apa itu stereotype (kindly let me use the English spelling since i'm not used to saying 'stereotip'). maka dari itu, stereotyping akan berarti melakukan kegiatan yang menyangkut dengan stereotype.

contohnya? *disclaimer: ditulis tanpa bermaksud menyinggung siapapun.

saya pribadi terkadang masih tidak bisa menahan diri melihat perempuan dengan kulit sawo matang khas Indonesia, pakaian yang sensual, dan dengan kemampuan bahasa inggris yang kurang, menggandeng bule. hampir secara otomatis, saya akan berkata, "tipikal".

atau seperti misalnya kita melihat lelaki yang suaranya gak laki banget dan gerakan tubuh yang cukup gemulai, pasti langsung kepengen ngomong, "wah nyarinya bukan cewek nih kayaknya".

atau setiap melihat perempuan yang bisa dandan bagus, bajunya gayanya asik, barangnya ber-merk, eh tapi sekolahannya gak bagus, "udah biasa".

itu adalah stereotyping. menilai seseorang dengan stereotype tertentu. secara sadar ataupun tidak.

kalau saya pikir-pikir lagi, sebetulnya kadang saya juga bingung. kenapa pula kita perlu menilai orang-orang tersebut? mereka tidak mengganggu kehidupan kita juga, kan? dan kenapa juga kita harus mengatakan penilaian itu dengan sikap dan nada yang merendahkan?

padahal mungkin kalau kalian tanyakan langsung ke orang tersebut, mungkin memang mereka benar-benar saling jatuh cinta tidak hanya dengan tubuh yang satu dan kantong yang satunya. atau mungkin memang ada masalah dengan hormon mereka yang tidak bisa mereka tolak karena memang itu yang ada dalam tubuhnya (dan mereka tetap masih mencari perempuan). atau memang ketertarikan mereka lebih banyak di bidang fashion dan sosial dibandingkan dengan eksakta. apa salah?


atau jangan-jangan para prejudice ini hanya iri?

No comments:

Post a Comment