"Capek ditinggalin melulu. Rasanya pengen sendiri aja. Abisnya kalo rame-rame itu pasti nanti ujung-ujungnya bakalan berpisah juga."
Aku kehilangan kata-kataku. Aku tau bahwa pengetahuanku atas perasaannya sangatlah minim, bahkan bisa dikatakan aku hanya sok tahu. Aku sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana besar kesedihan dan hampa yang aku rasakan jika aku berada di posisinya.
Kehidupannya setelah ditinggal oleh Ibunya sejak umur 9 tahun adalah bersama Eyangnya. Eyangputri dan Eyangkung sudah seperti orangtuanya sendiri selain Ayah kandungnya sendiri. Rumah Eyang merupakan rumah keduanya.
Aku sebagai sepupunya, dulu, ketika umurku masih sangatlah muda, aku sering merasa iri melihat jumlah perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh Eyang kami kepadanya. Pikiran picikku merasa bahwa Eyang telah pilih kasih. Mereka selalu mengingat untuk memberikan hadiah saat sepupuku itu ulangtahun, sedangkan aku tidak. Aku bahkan menyesal pernah berpikir seperti itu.
Kini, aku tahu. Ia memang pantas untuk semua perhatian dan kasih sayang sebesar itu. Karena jumlah yang ia berikan untuk kedua Eyangku pun sama besarnya, bahkan mungkin lebih besar dari yang aku berikan kepada mereka. Mereka sangat dekat hingga bekas yang ditinggalkan sangatlah dalam.
I think there's no one really mastering this art of letting go things. I mean, just be honest, losing someone is really hard, even just from some relationship, let alone from your entire life forever.
Aku tidak berniat untuk menuliskan cara untuk menghadapi kehilangan semacam. Aku bukan ahlinya. Aku hanya sekedar ingin mengatakan bahwa hidup tidak akan selalu memberikan apa yang kamu inginkan, namun Tuhan akan selalu memilihkan jalan yang kamu butuhkan. Mungkin terkadang rencana-Nya mengikutsertakan sakit, kekecewaan, kesedihan yang dalam, namun akan ada bahagia dan kesuksesan yang menanti dibalik itu semua.
Lagi-lagi, kita hanya perlu percaya kepada-Nya dengan tetap berusaha bersyukur dan berdoa untuk yang terbaik dalam segalanya. Karena hanya Dia Maha Tahu dan Maha Kuasa atas segalanya :)
Salam sayang penuh cinta untuk kalian,
Sri Poernomo HK (3 November 2014) & Soekardjo Hardjosoewirjo (15 Januari 2015)
Semoga kita semua akan kembali dipertemukan nanti di dunia yang kekal dalam pertemuan yang membahagiakan.
No comments:
Post a Comment