August 19, 2015

mengenai 17-an dan upacara

Saya rindu upacara pengibaran bendera.
Semuanya masih teringat jelas di kepala.

MC akan mengatakan, "Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya."
Seketika hening.
Dan Komandan Pleton akan meneriakkan aba-aba, "Siap gerak! Langkah tegap majuuu..JALAN!" dengan suku kata 'ju' yang cukup panjang tegas. Seluruh pasukan, dengan seragam, menghentakkan langkah pertamanya.
Seluruh peserta akan menoleh mencari sumber suara, melihat dengan seksama dan pandangan kagum (setidaknya itu yang saya lakukan jika saya menjadi peserta).

Laki-laki dengan wajah 'sok' garangnya dan perempuan yang harus mempertahankan senyumnya apapun yang terjadi dengan pandangan mata harus tetap terjaga menatap ke depan. Semuanya bergerak seirama. Ketukan langkah yang sama, ayunan kaki dan tangan sama tinggi, seluruhnya satu dalam beberapa kepala.

"Buka formasii..JALAN!" ujar Komandan Pleton.
Pasukan bergerak menuju berbagai arah tanpa terlihat berantakan. Berakhir dengan bentuk tertentu yang mungkin terkadang tidak dapat dilihat oleh peserta, namun mereka yang membuatnya merasakan kesenangan tersendiri terhadap karyanya.
"Hentii..GERAK!"
Dua ketukan tambahan dan hening kembali datang.

Di antara seluruh komponen upacara yang tidak boleh bergerak, tiga orang Pengibar Bendera menjadi satu-satunya yang melakukan pergerakan. Setelah mendekati tiang bendera, salah satu yang berdiri di tengah akan berbalik badan dan menunggu Pembawa Bendera mengantarkan bendera yang ada pada baki yang dia bawa.
Di sinilah letak prestisius menjadi seorang Pembawa Bendera. Ketika Pengibar Bendera bergerak bertiga, ia, seorang diri, bergerak dengan seluruh mata tertuju hanya padanya.

Bagian paling menegangkan hadir ketika Pembentang telah siap menggenggam sudut-sudut Bendera Merah Putih yang masih terlipat di tangan Penahan dan Pengerek bersiap menggenggam tali tiang bendera.
Semua orang menahan napas menunggu mendengarkan bunyi bendera terbentang.
BET! "Bendera siap!" ujar Pembentang.
Nafas kembali berjalan dengan lebih normal.

"Kepada Bendera Merah Putih, hormaaa..t GERAK!" Pemimpin Upacara memberikan aba-aba.
"Hiduplah Indonesia Raya.." ujar Dirijen menetapkan ketukan dan nada dasar.
Seluruh komponen upacara pun menyanyikan lagu kebangsaan tersebut dengan hikmat.

Pengibaran bendera selalu menjadi bagian ter-favorit dalam upacara bagi saya pribadi. Kini mungkin banyak yang melakukan upacara pengibaran serta penghormatan terhadap Merah Putih dengan cara-cara yang lain. Ada yang melakukannya di dasar laut, ada yang mengibarkan bendera raksasa di sisi tebing, dan masih banyak cara lainnya.

I fancy the old way.
Saya kangen menjadi pasukan pengibar bendera.

No comments:

Post a Comment