April 11, 2013

bersama sayup di kejauhan

Dengan laptop salah seorang teman saya, di tempat yang sudah sangat lama sekali tidak saya kunjungi, ditemani nyamuk yang asik mengelilingi saya sambil sesekali singgah untuk memenuhi hasrat haus darahnya itu, saya masih berkutat dengan laporan praktikum dan lembaran-lembaran kertas folio bertebaran.

Kalau dirasa-rasa sudah lama sekali ya saya tidak memberikan postingan baru di sini. Melihat update teman saya di samping juga sedang tidak terjadi banyak dinamika. Atau mungkin justru karena kehidupan nyata sedang dipenuhi terlalu banyak dinamika hingga terlalu banyak waktu yang sudah tersita lebih dahulu dan sudah tidak ada lagi yang bisa disisihkan untuk sekedar berhenti sejenak dan memutar kembali semua kejadian beberapa waktu sebelumnya.

"Menyenangkan memiliki waktu bagi diri sendiri untuk sekedar diam, berhenti, dan berpikir dari luar menuju ke dalam.."

Secara random, saya akan menumpahkan semuanya..

Sejujurnya, aku sangat mengharapkan Tuhan memang menciptakan jalan untuk aku lalui dengannya hingga nanti jalan kami benar-benar habis. Tidak ada percabangan, hanya sekedar batu kerikil yang akan kita hancurkan dan lewati bersama..

Mohon ijin narsis untuk posting kali ini.

Diving, Pramuka Island, Indonesia.

Mt. Ciremai, 3078mdpl.
Terlalu banyak jalan-jalan sepertinya. Hingga rasanya rutinitas saya justru bukan duduk di bangku kuliah sibuk mendengarkan ceramah dosen, namun mencoba untuk menjelajahi alam dan menyatu dengannya. Akhir-akhir ini saya juga mulai merasa ketakutan akan diserang insomnia. Saat jam telah melewati tengah malam, mata saya langsung 100% melek dan butuh waktu untuk bisa terlelap. Namun, dengan mudahnya saya terbangun pagi sekitar pukul 6-7 WIB. Bagus jikalau saja saya tidak merebahkan diri kembali dan melanjutkan tidur hingga benar-benar bangkit pukul 10 WIB.

"It is not the mountain we conquer but ourselves."
- Edmund Hillary

Setiap kali ada kegiatan, selalu dibacakan puisi "Doa Seorang Ayah" yang terkadang sepintas lalu hanya sekedar omongan belaka. Namun ketika puisi karangan Douglas McArthur tersebut diresapi, kalian akan mendapatkan pengertian yang sangat keren. Dan memang begitulah seharusnya kita menghadapi kehidupan.

Bukanlah jalan yang lurus dan lempeng, namun berdoalah untuk jalan yang dipenuhi batu kerikil halang dan rintangan. Dengan begitu, kita akan belajar untuk menghadapi dunia. Learn the hard way. Dengan begitu, kita akan menjadi orang yang lebih besar. Bukan, tidak ketika kalian mencoba mencari jalan memutar yang sudah lebih mulus, tapi adalah ketika kalian tetap memilih untuk melewati jalan itu dan kalian berhasil sampai di ujung jalan. Hingga akhirnya dengan kegigihan dan semangat yang ada kita tetap diberi rasa humor demi mewarnai hidup kita lebih menyenangkan. Lagi-lagi, dinamika.

Tidakkah kamu bosan dengan hidup yang selalu bergerak begitu-begitu saja? Tanpa hentakan apapun. Tanpa gelombang. Tanpa perputaran. Sama saja kalian dengan robot. Tinggal tunggu sumber energi habis dan kalian akan mati. Tak ada kisah yang ditinggalkan. Tidak ada pencapaian yang berarti.


dua teman yang bersedia menggila..
NR1147 & K-290-11
taken by me
Dan dari kejauhan, masih terdengar sayup-sayup memanggil untuk mengejar. Dari atas sana.
Dari mereka yang terdahulu.

No comments:

Post a Comment