August 30, 2020

balada cahaya

Aku hebat, aku kuat, aku pasti bisa, aku baik, aku sehat. Terima kasih aku untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik, untuk selalu menyadari dan mengakui kesalahan dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Terima kasih untuk bertahan. Aku percaya dengan diriku sendiri, aku keren.

Dan mantra itu berusaha untuk terus Cahaya ucapkan berulang-ulang kali. Entah sudah yang ke berapa untuk hari ini saja. Cahaya yang beberapa waktu terakhir sempat meredup, mulai kembali mengusir penghalau-penghalau yang mengungkung dirinya.

Dengan kesungguhan hati, Cahaya meyakinkan dirinya sendiri. Cahaya menghancurkan tembok bata yang sudah menghalangi Cahaya bersinar. Tembok yang tanpa disadari Cahaya sendiri bangun perlahan satu demi satu dalam proses menahun.

Hingga di satu titik, uluran tangan dari luar yang mencoba untuk terus mendobrak masuk dan meraih Cahaya berhasil untuk menyentil nurani Cahaya.

"Kamu itu indah, Cahaya. Keindahanmu itu sayang kalau hanya kamu simpan sendiri.
Kamu itu hangat, Cahaya. Banyak orang membutuhkan kehangatan itu di luar sana.
Kamu hebat, Cahaya. Ayo bareng-bareng kita menebar manfaat."

Cahaya sempat enggan.
Cahaya ingin percaya.

"Sini, Cahaya."

Cahaya robohkan susunan bata itu.
Perlahan dan pasti,
Cahaya percaya.

Cahaya raih uluran tangan tersebut.

No comments:

Post a Comment